Janjinya dulu, mau selesaikan satu buku yang dibeli patungan di penghujung minggu. Kubilang, kamu bawa dahulu, lantas kulanjutkan selepas kamu tuntas baca bagianmu.
Janjinya dulu, mau datangi satu per satu kedai es krim setiap hari Rabu. Katamu belum ada yang menarik. Sampai di kunjungan terakhir, satu kedai baru di ujung jalan yang kata orang-orang begitu terkenal, katamu tak jauh lebih menarik dari kunjungan pekan lalu. Kubilang tak apa, masih ada satu dan bisa dicoba lain waktu.
Sampai tahun kelima, sampai samar lupa caramu tertawa pun letak tiga titik kecil di wajahmu semestinya berada, tumpukan buku-buku dan daftar kedai itu masih saja sukar kubuka.
Masih banyak yang tersisa. Masih sukar diterima.
Karenina, andai saja hari itu kita mati sama-sama.